Mengenal Lebih Jauh Tentang Kalimat SPOK

Spread the love

Di antara sekian banyak pelajaran yang kita pelajari, ada satu mata pelajaran yang jika dilihat mudah namun sebenarnya tidak. Mata pelajaran itu tidak lain dan tidak bukan adalah Bahasa Indonesia. Meski setiap harinya kita sering sekali menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan serta menulis, namun nyatanya masih banyak orang yang kebingungan atau salah dalam penulisan kata seperti misalnya menulis kalimat efektif ataupun susunan kalimat spok. Nah, untuk itulah pada kesempatan kali ini akan kita bahas mengenai materi tentang kalimat.

Mengenal Unsur-Unsur Kalimat

Sebelumnya apakah Anda tahu apa yang dimaksud kalimat itu? Kalimat sendiri adalah susunan kata-kata yang memuat gagasan atau ide di dalamnya. Gagasan tersebut akan digambarkan melalui kalimat, baik disampaikan secara lisan maupun melalui tulisan. Pada sebuah kalimat, ada beberapa unsur yang membentuk suatu kalimat. Unsur-unsur pada kalimat antara lain:

  1. Subjek

Subjek adalah salah satu dari dua unsur wajib pada suatu kalimat. Subjek sendiri menunjukkan suatu hal, bisa sosok, benda, nama sapaan, masalah, atau hal lainnya. Subjek sering Anda temui di bagian awal kalimat. Biasanya subjek sering ditemui dalam bentuk kata benda (nomina), contoh “Andi adalah nama guru kami” atau “Akuntansi adalah pelajaran tentang pembukuan keuangan”. Subjek sendiri bisa dilihat apakah kata tersebut menjawab pertanyaan apa atau siapa. Meskipun subjek kadang menggunakan kata benda, bisa saja subjek menggunakan kata yang lain, seperti “Berdagang itu adalah kegiatannya sehari-hari”. Selain itu, subjek juga bisa diikuti oleh artikel ini dan itu, serta diikuti akhiran -nya.

  1. Predikat

Predikat adalah unsur wajib pada kalimat selanjutnya. Predikat sendiri menunjukkan penjelasan mengenai subjek. Umunya, predikat ditempatkan setelah adanya subjek meski tak jarang bisa berubah. Predikat sendiri bisa berupa kata kerja (verba), kata benda (nomina), kata sifat (adjektiva) atau yang lainnya. Predikat sendiri adalah kata yang bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana ataupun mengapa, meskipun bisa menjawab pertanyaan apa jika predikat berupa nomina penggolong dan berapa jika predikat adalah kata numeralia. Contoh dari predikat sendiri adalah “Toni sedang memasak ayam di dapur” atau “Harimau itu hewan mamalia.

  1. Objek

Objek adalah salah satu unsur kalimat yang digunakan untuk memperjelas predikat. Unsur ini wajib ada jika Anda menyusun kalimat aktif transitif. Predikat juga digunakan untuk melengkapi suatu kalimat sehingga memunculkan suatu ide yang utuh. Ciri dari sebuah objek sendiri adalah posisinya yang berada di belakang predikat tanpa adanya sisipan kata, contohnya adalah “Pihak kampus sedang menyusun persiapan tahun ajaran baru”. Selain itu, objek juga bisa berubah posisi menjadi subjek jika kalimat tersebut diubah menjadi kalimat pasif, contoh jika kalimat awal “Perusahaan dapat menciptakan lapangan kerja baru” jika diubah menjadi kalimat pasif maka menjadi “Lapangan kerja baru dapat diciptakan oleh perusahaan”.

  1. Keterangan

Keterangan adalah salah satu unsur yang sifatnya tidak wajib. Kegunaannya hanya untuk memperjelas kalimat sehingga informasi yang didapat semakin jelas. Biasanya, keterangan sendiri diikuti oleh preposisi seperti di, ke, dari, dengan dan lainnya. Ada beberapa jenis keterangan yang sering dipakai seperti keterangan waktu, tempat, cara, alat, sebab, tujuan dan lain sebagainya. Contoh keterangan adalah “Para guru sedang menyiapkan rapat untuk minggu depan” atau “Ibu memotong ayam dengan hati-hati”.

  1. Pelengkap

Pelengkap adalah unsur kalimat yang fungsinya juga untuk memperjelas sebuah predikat sehingga ide kalimat semakin jelas. Ada beberapa perbedaan dari pelengkap dengan unsur lainnya. Pelengkap sendiri tidak bisa dipasifkan dan jika sebuah kalimat bisa dipasifkan, maka pelengkap tidak bisa menjadi subjek selayaknya objek. Selain itu pelengkap pada umumnya juga tidak didahului oleh preposisi seperti sebuah keterangan.

Pola Kalimat Secara Umum

Setelah kita mengetahui beberapa unsur kalimat yang ada, kita akan belajar mengenai beberapa pola kalimat yang sering digunakan. Mungkin Anda hanya mengetahui pola kalimat spok saja. Padahal, ada beberapa pola kalimat yang lain. Berikut adalah beberapa contoh kalimatnya.

  1. Subjek – Predikat (SP)

Pola yang satu ini adalah pola kalimat yang sangat dasar. Kalimat ini hanya memiliki dua unsur saja, yaitu Subjek dan Predikat saja.

Contoh:

“Para satpam sedang berjaga”. “Para satpam” menunjukkan subjek sedangkan “sedang berjaga” adalah predikatnya.

  1. Subjek – Predikat – Objek (SPO)

Pola kalimat yang satu ini lebih lengkap dibanding sebelumnya karena memuat unsur Subjek, Predikat, dan juga Objek.

Contoh:

“Budi sedang membersihkan kamar”. “Budi” pada kalimat tersebut adalah subjek, “sedang membersihkan” adalah predikat dan “kamar” adalah objeknya.

  1. Subjek – Predikat – Pelengkap (SPPel)

Pola kalimat yang satu ini terdiri dari Subjek, Predikat, dan juga Pelengkap.

Contoh:

“Tono sedang berlatih sepakbola”. “Tono” menunjukkan subjek, “sedang berlatih” adalah predikat dan “sepakbola” adalah pelengkap.

  1. Subjek – Predikat – Keterangan (SPK)

Pola kalimat SPK terdiri dari unsur Subjek, Predikat, dan Keterangan.

Contoh:

“Joni pergi tadi pagi”. Kata “Joni” adalah subjek, “pergi” adalah predikatnya, serta “tadi pagi” adalah keterangannya.

  1. Subjek – Predikat – Objek – Pelengkap (SPOPel)

Pola kalimat ini lebih lengkap karena terdiri dari Subjek, Predikat, Objek, dan Pelengkap.

Contoh:

“Ibu membawakan Andi kotak makanan”. “Ibu” menunjukkan subjek, “membawakan” adalah predikat, “Andi” adalah objek, dan “kotak makanan” adalah pelengkapnya.

  1. Subjek – Predikat – Objek – Keterangan (SPOK)

Pola kalimat spok sendiri adalah jenis pola yang umum ditemui yang mengandung unsur Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan.

Contoh:

“Iqbal memasukkan baju kotor ke dalam keranjang”. “Iqbal” adalah subjek, “memasukkan” adalah predikat, “baju kotor” adalah objek, dan “ke dalam keranjang” adalah keterangannya.

Itulah tadi penjelasan materi bermanfaat tentang kalimat. Ternyata, belajar bahasa Indonesia tidak sesulit itu asal kita bisa memahami materinya secara mudah. Selamat belajar!